Jebakan Gaya Hidup


Bismillah...

Setiap orang punya keinginan untuk menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Entah itu dari sisi kompetensi akademik, finansial, status sosial, spiritual, dan lainnya.

Salah satu fenomena yang sering kita jumpai (atau bahkan kita pun mengalaminya?) sebagai buah dari hasrat tersebut adalah jebakan gaya hidup.
Jebakan gaya hidup adalah kecenderungan seseorang untuk membeli barang yang lebih bagus, lebih besar, lebih banyak, ataupun lebih mewah seiring dengan bertambahnya pemasukan.
Misal, ketika gajimu naik Rp 5.000.000, dibanding menabung untuk hal-hal yang lebih urgent serta hidup bersahaja seperti sebelumnya, kamu justru membeli HP belasan juta, baju-baju branded, makan siang di tempat mahal, menyicil mobil baru, dan lainnya.

Berat rasanya untuk kembali ke gaya hidup sebelumnya, padahal dulu kamu pandai berhemat dan tidak mudah lapar mata.

Pengeluaran yang besar menjadi kebiasaan.

Kemewahan dan barang-barang yang meningkatkan gengsi jadi "kebutuhan".

Yang dulunya uang Rp 2.000.000 bisa tahan sebulan, sekarang uang segitu tidak sampai seminggu sudah habis.

Tanpa disadari, kamu menjadi semakin konsumtif, sampai-sampai kondisi finansialmu tidak mampu menunjang gaya hidupmu.

Allahul musta'an.

Di situ kamu mulai bertanya-tanya, "Apa yang salah?"

Iya ya, apa yang salah?

Artikel ini tidak melarang kamu untuk membeli barang mahal berkualitas lho ya. Apalagi jika kamu butuh dan mampu, maka silakan hehe.

Yang kita garisbawahi dari jebakan gaya hidup adalah konsumerisme. Perilaku membeli yang berlebihan dan melampaui batas.

Peningkatan standar gaya hidup (secara negatif dan tanpa disadari) bisa dialami oleh siapa saja.

Hal tersebut seringkali terjadi karena kurangnya pengendalian diri dan pengaruh dari lingkungan (keluarga, peer pressure, tempat kerja, social media, dst).

Kita juga perlu introspeksi diri, apakah gaya hidup tinggi itu adalah sarana kita untuk mencari external validation (pengakuan, pujian, penilaian dari orang lain).

Jika iya, maka ketauhilah bahwa self worth yang didasari oleh external validation akan mudah goyah dan sangat rapuh.

What should I do?

Pertama, istighfar... Berdoa dulu, minta tolong kepada Allah 'Azza wa Jalla agar diberi kemampuan untuk mengendalikan diri, hati yang merasa cukup, harta yang berkah, dan keterampilan untuk mengelola apa yang ada.

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengerem perilaku konsumtif, namun dalam artikel ini kita hanya membahas tiga tips yang umum ditemui, yaitu:

#1 Jurnal keuangan.
All that clutter used to be money.
Catat dan evaluasi pemasukan-pengeluaran dengan membuat jurnal keuangan (di buku tulis, Google Sheets, Excel, atau aplikasi budgeting).

Kesannya ribet, tapi insyaaAllah akan sangat bermanfaat.

Kita jadi tahu, pengeluaran terbesar larinya kemana dan hal-hal apa saja yang bisa ditekan atau dipangkas.

#2 Kedepankan fungsi, dibanding gengsi.

Jika apa yang kita butuhkan sudah bisa diakomodir oleh HP seharga Rp 3.000.000, maka tidak perlu beli HP senilai Rp 10.000.000.

InsyaaAllah HP 2-3 jutaan pun bisa awet jika digunakan secara wajar.

Membawa minuman (air putih atau kopi supaya konsen) dari rumah juga lebih hemat. Secara Rp 30.000-50.000an hampir setiap hari buat ngopi di luar bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain.

#3 Bedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Pertanyaan sederhana yang dapat kita ajukan sebelum membeli adalah...
Do I need this? 
Apakah saya butuh barang ini?
Kenapa saya butuh barang ini?
Seberapa sering barang ini akan saya gunakan?
Apa barang ini membuat hidup saya jadi lebih baik dan efisien?
Apa saya sudah punya barang dengan fungsi yang sama?
Barang ini akan saya taruh dimana?

Tips lain, jika ingin membeli sesuatu, baiknya tahan beberapa hari. Kita akan sadar bahwa sebenarnya kita tidak butuh dan tidak jadi membelinya.

Lebih lanjut tentang poin ini insyaaAllah akan kita bahas di artikel tentang decluttering.

Akhir kata...
You don't need as much as you think you do.
Tertarik dengan gaya hidup Minimalisme?

Silakan baca artikelnya di daftar isi atau klik link ini.

Semoga bermanfaat.
Thanks for reading and have a nice day.

Comments